Rabu, 23 Mei 2012

“Pemanfaatan Belimbing Wuluh untuk Menghilangkan Kusam dan Mengembalikan Kilap Kuningan”

HALAMAN PENGESAHAN


     Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pemanfaatan Belimbing Wuluh untuk Menghilangkan Kusam dan Mengembalikan Kilap Kuningan” diajukan guna mengikuti Olimpiade Sains Terapan Nasional (OSTN) Tingkat Kota Semarang  Tahun 2011 telah disetujui dan disahkan pada:


                           Hari                 : Senin
                           Tanggal           : 25 Juli 2011






Semarang, 25 Juli 2011

Mengetahui
Kepala Sekolah                                                              Pembimbing

Drs. Edi Drajat Wiarto, M. Pd.                                     Sri utami, S Pd
NIP. 19610925 1988 03 1 007                                      NIP. 19691223 2008 01 2 007          




MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

ØKesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kekurangan adalah milik penulis seutuhnya
ØLakukan tugas dan kewajiban dengan sepenuh hati maka hasilnya akan maksimal
Ø“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. At Tin: 4)
ØJika saat ini hidupmu seperti pasir suatu saat nanti pasir itu bisa berubah menjadi sebuah mutiara
ØJanganlah cepat puas dengan apa yang telah kamu kerjakan karena belum tentu pekerjaanmu itu sempurna.

PERSEMBAHAN:
ØKedua orang tua
ØGuru pembimbing
ØMasyarakat daerah penulis
ØKeluarga besar SMK Negeri 7 Semarang
ØDinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
ØSemua pihak yang telah memberi semangat pada penulis







KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan judul “Pemanfaatan Belimbing Wuluh untuk Menghilangkan Kusam dan Mengembalikan Kilap Kuningan”. Karya tulis ini disusun untuk mengikuti Lomba Karya Ilmiah Siswa sebagai salah satu mata lomba yang dipertimbangkan dalam Lomba Olimpiade Sains Terapan Nasional Tahun 2011 Tingkat Kota Semarang.
Materi pokok dalam karya tulis ini adalah beberapa hal yang dapat diupayakan sebagai langkah alternatif untuk penghematan biaya yang digunakan untuk membersihkan kuningan.
Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis menggucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membimbing serta memberikan dukungan baik secara materi maaupun nonmateri dalam penyusunan karya tulis ini kepada:
1.      Drs. Edi Drajat Wiarto, M.Pd. selaku Kepala SMK Negeri 7 Semarang
2.      Sri Utami,S.Pd. selaku pembimbing penulis
3.      Teman-teman yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis
Akhirnya penulis  hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf atas ketidaksempurnaan karya tulis ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan karya tulis ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Semarang, 25 Juli 2011
Penulis




ABSTRAK

Belimbing wuluh ( Averrhoa bilimbi ) merupakan tanaman yang dapat tumbuh di mana saja termasuk di pekarangan rumah. Buah ini biasanya dimanfaatkan oleh ibu-ibu rumah tangga sebagai penyedap  pada sayur asam  karena rasanya yang masam.  Di luar itu buah belimbing wuluh dibiarkan saja terbuang di tanah tanpa dimanfaatkan. Padahal belimbing wuluh mempunyai banyak manfaat, antara lain untuk mengobati batuk, menurunkan tekanan darah tinggi, membersihkan logam-logam,  keramik, kaca dan lain-lain karena senyawa-senyawa yang dikandungnya. Bisa dikatakan bahwa belimbing wuluh merupakan sumber daya alam nabati yang pemanfaatannya belum maksimal.
Untuk itu kami membuat suatu alternatif dengan membuat krim pengkilap pada kuningan menggunakan bahan belimbing wuluh.
Kelebihan pembuatan krim pengkilap ini adalah bahan yang mudah didapatkan dan juga bahan-bahan tambahan lainnya yang ekonomis. Sehingga dapat kita manfaatkan pula sebagai peluang usaha bagi masyarakat.















DAFTAR ISI

                                                                                                                       
                                                                                                                                   
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
HALAMAN  PENGESAHAN ........................................................................................... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ iv
ABSTRAK ..........................................................................................................................v
DAFTAR ISI .......................................................................................................................vi

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1  Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2  Ruang Lingkup ..................................................................................................2
1.3  Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.4  Tujuan Penelitian .............................................................................................. 2
1.5  Manfaat Penelitian ............................................................................................ 2

BAB 2 LANDASAN TEORI .............................................................................................4
            2.1 Belimbing Wuluh ..............................................................................................4
            2.2 Logam ...............................................................................................................5
            2.3 Kuningan ...........................................................................................................6
            2.4 Pengawet dan Bahan Kimia ..............................................................................7
            2.5 Pencemaran Lingkkungan ................................................................................. 7

BAB 3 METODE PENULISAN .......................................................................................8
            3.1 Studi Pustaka .................................................................................................... 8
            3.2 Penelitian ..........................................................................................................8

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................... 10
            4.2 Hasil Penelitian ................................................................................................ 10
            4.3 Pembahasan ..................................................................................................... 10

BAB 5 PENUTUP ............................................................................................................. 11
            5.1 Simpulan .......................................................................................................... 11
            5.2 Saran ................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN









BAB 1
PENDAHULUAN

1.1          Latar Belakang Masalah

Belimbing wuluh ( Averrhoa bilimbi ) merupakan tanaman yang dapat tumbuh di mana saja termasuk di pekarangan rumah. Buah ini biasanya dimanfaatkan oleh ibu-ibu rumah tangga sebagai penyedap  pada sayur asam  karena rasanya yang masam.  Di luar itu buah belimbing wuluh dibiarkan saja terbuang di tanah tanpa dimanfaatkan. Padahal belimbing wuluh mempunyai banyak manfaat, antara lain untuk mengobati batuk, menurunkan tekanan darah tinggi, membersihkan logam-logam,  keramik, kaca dan lain-lain karena senyawa-senyawa yang dikandungnya. Bisa dikatakan bahwa belimbing wuluh merupakan sumber daya alam nabati yang pemanfaatannya belum maksimal.
Seiring perkembangan zaman, masyarakat lebih memilih produk yang siap pakai atau yang sering disebut produk instan. Tanpa menghiraukan hal-hal negatif yang mungkin terjadi ketika menggunakan produk-produk instan. Kebanyakan produk-produk instan tersebut banyak mengandung zat kimia yang limbahnya apabila tidak dikelola dengan baik dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan. Salah satu contohnya adalah penggunaan bahan-bahan kimia untuk membersihkan properti atau peralatan rumah tangga yang terbuat dari  keramik, porselen, tembaga, kuningan dan lain-lain. Penggunaan bahan-bahan kimia sebagai  pembersih ini memang praktis dan cepat namun meninggalkan limbah yang berdampak buruk terhadap lingkungan karena sisa-sisanya dapat mencemari tanah maupun air yang sulit diuraikan oleh mikroorganisme pengurai.
Oleh karena itu, jika bisa memanfaatkan sumber daya alam terbarui yang tersedia disekeliling masyarakat mengapa tidak dilakukan? Selain mendapatkan manfaat seperti yang penulis harapkan, juga bisa menjaga lingkungan dari pencemaran, menghemat uang bahkan membuka peluang usaha yang dapat menghasilkan pendapatan.  
Hal inilah yang melatarbelakangi rumusan masalah yang penulis ambil dalam tulisan ilmiah ini.



1.2     Ruang Lingkup
Agar pembahasan karya tulis ini tidak terlalu panjang serta tidak keluar dari materi,maka perlu adanya pembatasan masalah atau ruang lingkup. Dalam karya tulis ini, penulis akan membahas bagaimana cara memanfaatkan belimbing wuluh untuk membersihkan dan mengembalikan warna  pada kuningan yang telah kusam menjadi mengkilap kembali.
1.3     Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas maka rumusan masalah yang penulis ajukan adalah “Bagaimana memanfaatkan belimbing wuluh untuk membersihkan dan mengembalikan warna  pada kuningan yang telah kusam menjadi mengkilap kembali?”
1.4       Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.  Untuk mengetahui manfaat apa saja yang dapat diambil dari belimbing wuluh
2. Untuk memaksimalkan pemanfaatkan buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)terutama sebagai pembersih logam kuningan.
3.  Untuk mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia di dalam rumah tangga yang dapat mencemari lingkungan
4. Membuka peluang usaha bagi masyarakat  melalui wirausaha  dengan memanfaatkan belimbing wuluh yang tersedia melimpah di alam Indonesia ini
                  




BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Belimbing Wuluh
                        Belimbing wuluh, belimbing sayur, belimbing buluh, atau belimbing asam adalah berbagai macam sebutan untuk Averrhoa bilimbi, sejenis pohon kecil  yang hidup di ketinggian dari 5m - 500m di atas permukaan air laut. Tanaman ini mudah sekali tumbuh dan berkembang biak melalui cangkok atau persemaian bijinya. Jika ditanam lewat biji, pada usia 3-4 tahun, belimbing wuluh  sudah bisa berbuah dan setahun  buahnya bisa mencapai 1500 buah per pohon. Buahnya lonjong, warna buahnya hijau muda bila masih muda, jika sudah matang berwarna kekuningan kusam dan mengandung banyak air dan rasanya asam segar. Diperkirakan berasal dari Kepulauan Maluku, dan dikembangbiakkan serta tumbuh bebas di Indonesia, Filipina, Sri Lanka, dan Myanmar. Tumbuhan ini biasa ditanam di pekarangan untuk diambil buahnya. Buahnya yang memiliki rasa asam sering digunakan sebagai bumbu masakan, terutama untuk memasak sayur asam karena belimbing wuluh memang berasa masam.
                        Pohon tahunan dengan tinggi dapat mencapai 5-10m. Batang utamanya pendek dan cabangnya rendah. Batangnya bergelombang (tidak rata). Daunnya majemuk, berselang-seling, panjang 30-60 cm dan berkelompok di ujung cabang. Pada setiap daun terdapat  11 sampai 37 anak daun yang berselang-seling atau setengah berpasangan. Anak daun berbentuk oval. Kandungan Gizi belimbing wuluh per 100 g berat bersih adalah sebagai berikut :
Nama senyawa
Jumlah
Protein
0,61             g                    
Karbohidrat
7                    g
Vitamin C
25               mg
Fiber
0.6                 g
Fosfor
11.1 mg
Kalsium
3.4 mg
Besi
1,01 mg
Thiamine
0,010 mg
Riboflavin
0,026 mg
Karoten
0,035 mg
Ascorbic Acid
15,5              g
Sedangkan kandungan senyawa-senyawa yang lain yang terdapat dalam belimbing wuluh antara lain : asam oksalat, asam sitrat, asam tartrat, asam suksinat, asam format, glukosida, flavonoid, kalium oksalat, fenol, pektin, saponin, dantanin.
                        Khasiat belimbing wuluh adalah menyembuhkan gusi berdarah, Gondongan, Rematik,  Sariawan, Sakit gigi, Pegel linu, penghilang panu, diabetes sampai penghilang jerawat. Selain itu belimbing wuluh juga bisa digunakan sebagai pembersih kaca, keramik, porselen, logam-logam seperti tembaga atau kuningan.
2.2  Logam
            Logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron. Metal adalah salah satu dari tiga kelompok unsur yang dibedakan oleh sifat ionisasi dan ikatan, bersama dengan metaloid dan nonlogam. Dalam tabel periodik, garis diagonal digambar dari boron (B) ke polonium (Po) membedakan logam dari nonlogam. Unsur dalam garis ini adalah metaloid, kadangkala disebut semi-logam; unsur di kiri bawah adalah logam; unsur ke kanan atas adalah nonlogam.
Nonlogam lebih banyak terdapat di alam daripada logam, tetapi logam banyak terdapat dalam tabel periodik. Beberapa logam terkenal adalah aluminium, tembaga, emas, besi, timah, perak, titanium, uranium, dan zink.
Alotrop logam cenderung mengkilap, lembek, dan konduktor yang baik, sementara nonlogam biasanya rapuh (untuk nonlogam pad  at), tidak mengkilap, dan insulator.
a.       Sifat Kimia
                        Logam bereaksi dengan oksigen di udara untuk membentuk oksida basa. Contohnya:
4 Na + O2 → 2 Na2O (natrium oksida)
2 Ca + O2 → 2 CaO (kalsium oksida)
4 Al + 3 O2 → 2 Al2O3 (aluminium oksida)
Logam-logam transisi seperti besi, tembaga, seng, dan nikel, membutuhkan waktu lebih lama untuk teroksidasi. Lainnya, seperti palladium, platinum dan emas, tidak bereaksi dengan udara sama sekali. Beberapa logam seperti aluminium, magnesium, beberapa macam baja, dan titanium memiliki semacam "pelindung" di bagian paling luarnya, sehingga tidak dapar dimasuki oleh molekul oksigen.Proses pengecatan, penyepuhan atau platting pada logam biasanya merupakan langkah-langkah terbaik untuk mencegah korosi.
b.      Sifat fisika
Logam pada umumnya mempunyai angka yang tinggi dalam konduktivitas listrik, konduktivitas termal, sifat luster dan massa jenis. Logam yang mempunyai massa jenis, tingkat kekerasan, dan titik lebur yang rendah (contohnya logam alkali dan logam alkali tanah) biasanya bersifat sangat reaktif. Jumlah elektron bebas yang tinggi di segala bentuk logam padat menyebabkan logam tidak pernah terlihat transparan.
Mayoritas logam memiliki massa jenis yang lebih tinggi daripada nonlogam. Meski begitu, variasi massa jenis ini perbedaannya sangat besar, mulai dari litium sebagai logam dengan massa jenis paling kecil sampai osmium dengan logam dengan massa jenis paling besar.
c.       Kegunaan logam
Penggunaan logam-logam sangat luas sekali hampir di segala bidang pembangunan menggunakan segala macam logam, industri mesin-mesin, kendaraan bermotor , pesawat sampai peralatan rumah tangga banyak yang terbuat dari logam.  Karena beberapa logam mempunyai sifat mudah mengalami korosi, maka dilakukan usaha-usaha untuk mencegah korosi pada logam-logam tersebut diantaranya dengan mengecat, melumuri dengan oli atau gemuk, disalut dengan plastik, dilapisi atau disepuh dengan timah, zink atau krom.
2.3 Kuningan
Kuningan adalah paduan logam tembaga dan logam seng dengan kadar tembaga antara 60-96 % berat. Dalam perdagangan dikenal 3 jenis kuningan, yaitu :
·         Kawat kuningan (brass wire) kadar tembaga antara 62-95 % berat
·         Pipa kuningan (seamless brass tube) kadar tembaga antara 60-90 % (Sumber: Dep.PU, 1985)
·         Plat kuningan (brass sheet) kadar tembaga antara 60-90%
Dalam kehidupan sehari-hari kuningan banyak digunakan sebagai gesper ikat pinggang, cincin, handle pintu, bel pintu, vas bunga, peralatan rumah tangga, gamelan dan lain-lain. Dalam jangka waktu lama, benda-benda yang terbuat dari kuningan yang mulanya berwarna kuning mengkilat akan berubah warna menjadi kusam dan tidak menarik karena teroksidasi oleh udara. Oleh karena itu diperlukan usaha untuk mengembalikan warna kuningan menjadi kuning mengkilat seperti semula.
2.4 Pengawet Dan Bahan Kimia
Secara garis besar pengawetan dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu :
1) Pengawetan Secara Alami
Proses pengawetan secara alami meliputi pemanasan dan pendinginan.
2) Pengawetan Secara Biologis
a. Peragian (Fermentasi), merupakan proses perubahan karbohidrat menjadi alkohol. Zat-zat yang bekerja pada proses ini ialah enzim yang dibuat oleh sel-sel ragi. Lamanyaproses peragian tergantung dari bahan yang akan diragikan.
b. Enzim adalah suatu katalisator biologis yang dihasilkan oleh sel-sel hidup dan
dapat membantu mempercepat bermacam-macam reaksi biokimia tersebut. Enzim dapat menyebabkan perubahan dalam bahan pangan. Enzim Bromalin, didapat dari buah nenas, digunakan untuk mengempukkan daging cepatproses bekerjanya, Enzim Papain, berupa getah pepaya, disadap dari buahnya yang berumur 2,5~3 bulan digunakan untuk mengepukan daging, bahan penjernih pada industri minuman bir, industri tekstil, industri penyamakan kulit, industri pharmasi dan alat-alat kecantikan (kosmetik) dan lain-lain.
3) Pengawetan Secara Kimia
a. Asam propionat (natrium propionat atau kalsium propionat), sering digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang.
b. Asam Sitrat (citric acid), merupakan senyawa intermedier dari asam organik yang berbentuk kristal atau serbuk putih. Asam sitrat ini maudah larut dalam air, spriritus, danethanol, tidak berbau, rasanya sangat asam, serta jika dipanaskan akan meleleh kemudian terurai yang selanjutnya terbakar sampai menjadi arang. Asam sitrat juga terdapat dalam sari buah-buahan seperti nenas, jeruk, lemon, markisa. Asam ini dipakai untuk meningkatkan rasa asam (mengatur tingkat keasaman) pada berbagai pengolahan minum, produk air susu, selai, jeli, dan lain-lain.
c. Benzoat (acidum benzoicum atau flores benzoes atau benzoic acid)
Benzoat biasa diperdagangkan adalah garam natrium benzoat,  dengan ciri-ciri berbentuk serbuk atau kristal putih, halus, sedikit berbau, berasa payau, dan pada pemanasan yang tinggi akan meleleh lalu terbakar.
d.   Bleng,
e.    Garam dapur (natrium klorida)
f.    Garam sulfat
g.    Gula pasir dan lain-lain

2.5 Pencemaran Lingkungan
Pencemaran dapat disebabkan oleh berbagai bahan buangan yang tidak dikelola dengan baik (limbah). Limbah dapat berasal dari industri, pertanian dan peternakan, rumah sakit, perhotelan dan perdagangan serta pemukiman. Limbah menurut wujudnya digolongkan menjadi 3, yaitu : padat, cair dan gas. Limbah rumah tangga yang berwujud padat contohnya sampah plastik, kaleng bekas, kaca, tekstil, karet, bekas kemasan makanan atau bahan pembersih dan lain-lain. Sedangkan limbah rumah tangga yang berwujud cair contohnya air bekas cucian pakaian dan peralatan rumah tangga, tinja, air sisa pengolahan makanan, sisa oli, sisa pembersih dan lain-lain.  Limbah padat ini apabila tidak didaur ulang maka akan menyebabkan pencemaran lingkungan dan mengganggu kesehatan serta estetika.








BAB 3
METODE PENULISAN

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan beberapa metode untuk mengumpulkan informasi, data maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan pemanfaatan belimbing wuluh sebagai pembersih alternatif yang ramah lingkungan. Metode yang digunakan yaitu metude studi pustaka dan penelitian.
3.1 Studi Pustaka
Untuk melengkapi data atau informasi maupun pengetahuan yang penulis perlukan dalam menyusun karya tulis ini penulis melakukan studi pustaka dengan membaca buku-buku di perpustakaan sekolah, perpustakaan wilayah kota Semarang. Selain itu penulis juga melakukan pencarian di internet.
3.2 Penelitian
Penulis melakukan penelitian sederhana untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan dapat bermanfaat bagi masyarakat umum. Penulis membuat atau mengolah belimbing wuluh untuk dijadikan bahan pembersih kuningan. Metode penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :

3.2.1 Waktu dan Tempat penelitian :
            Waktu penelitian mulai tanggal 22 – 25 Juli 2011
            Tempat penelitian di rumah guru pembimbing
3.2.2 Alat dan Bahan :
            Alat : Blender/juicer, penyaring, gelas ukur,  kain/lap lembut, benda-benda yang terbuat dari kuningan.
            Bahan : Belimbing wuluh, Na-benzoat, bahan pengental

3.2.3 Cara Kerja :
1)      Pilih belimbing wuluh yang tua dan banyak air
2)      Cuci bersih belimbing wuluh
3)      Timbang belimbing wuluh sebelum di blender/dijus
4)      Blender belimbing wuluh sampai halus
5)      Saring
6)      Tambahkan Na-benzoat sebagai pengawet
7)      Campur dengan bahan pengental lalu panaskan di atas kompor sambil terus diaduk rata
8)      Tunggu hingga dingin, masukkan dalam wadah tertutup
9)      Pembersih kuningan dari belimbing wuluh siap digunakan




















BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian
Dari 300 gram belimbing wuluh yang diblender/dijus didapatkan  190 ml cairan belimbing wuluh. Cairan ini kemudian disaring lagi dan  didapatkan  175  ml. Cairan ini berwarna hijau muda agak keruh tapi sudah tak bisa lagi disaring dan berbau khas belimbing wuluh. Ke dalam cairan ini kemudian ditambahkan Natrium benzoat yang berfungsi sebagai pengawet kemudian ditambahkan bahan pengental . Penambahan bahan pengental ini ditujukan agar mudah penyimpanannya dan siap digunakan sebagai pembersih kuningan.

4.2Pembahasan
Uji coba penulis lakukan dengan menggosok gesper ikat pinggang dan juga vas bunga yang terbuat dari kuningan. Barang-barang ini penulis olesi dengan pembersih yang telah penulis  buat, kemudian penulis gosok dengan lembut menggunakan lap / kain yang halus. Setelah beberapa saat nampak gesper dan vas bunga kuningan yang telah kusam  menjadi mengkilat kembali.
Kusamnya benda-benda yang terbuat dari kuningan karena bersinggungan dengan oksigen sehingga terjadi reaksi oksidasi dan kuningan menjadi kusam. Pembersihan benda-benda yang terbuat dari kuningan dengan menggunakan pembersih dari belimbing wuluh yang mengandung asam menyingkirkan lapisan kusam yang terbentuk dari proses oksidasi logam kuningan sehingga kuningan menjadi mengkilat kembali.
Pemakaian belimbing wuluh sebagai pembersih mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia di dalam rumah tangga sehingga mengurangi ancaman pencemaran lingkungan. Di samping itu menghemat biaya dan bila dikerjakan secara profesional dapat menjadi peluang usaha untuk mendapatkan penghasilan.



BAB 5
PENUTUP

5.1 Simpulan
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi,L) merupakan tanaman yang mudah tumbuh di mana saja termasuk di pekarangan-pekarangan rumah. Belimbing wuluh sejauh ini hanya dimanfaatkan sebagai bumbu sayur asem karena rasanya yang masam, selain itu belimbing wuluh dibiarkan tua, rontok dan akhirnya busuk terbuang.
Belimbing wuluh mengandung bermacam-macam kandungan gizi misalnya karbohidrat, protein, vitamin C, kalsium, fosfor, zat besi dan juga bermacam-macam senyawa seperti asam oksalat, asam sitrat, asam tartrat, asam suksinat, asam format, glukosid, flavonoid, kalium iksalat, fenol, pektin, tanin dan saponin. Kandungan gizinya menyebabkan belimbing wuluh dapat dimanfaatkan sebagai obat batuk, pegal linu, gondongan, rematik, sariawan, jerawat, panu, darah tinggi, diabetes  dan juga sakit gigi. Sedangkan kandungan senyawa asamnya dapat digunakan sebagai pembersih kaca, keramik, porselen, dan logam-logam seperti tembaga maupun kuningan. Dalam hal ini penulis memfokuskan manfaat belimbing wuluh sebagai pembersih kuningan.
Pemakaian belimbing wuluh sebagai pembersih kuningan, dapat mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia di dalam rumah sehingga dapat mengurangi ancaman pencemaran lingkungan oleh limbah bahan-bahan kimia dari sisa-sisa pemakaiannya dan juga kaleng-kaleng kemasannya.
Pemanfaatan belimbing wuluh untuk dibuat cairan pembersih kuningan maupun pealatan rumah tangga yang lain dapat menghemat uang dan juga apabila dikerjakan secara profesional dapat membuka peluang usaha untuk mendapatkan penghasilan.





5.2 Saran 
Dengan mengetahui manfaat belimbing wuluh, penulis berharap tulisan ini dapat digunakan sebagai media sosialisasi manfaat belimbing wuluh kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia sebagai pembersih peralatan rumah tangga terutama yang terbuat dari kuningan sehingga mengurangi ancaman pencemaran lingkungan. Selain itu penulis berharap masyarakat tergerak untuk memproduksi cairan pembersih dari belimbing wuluh sehingga dapat menciptakan peluang usaha untuk  mendapatkan penghasilan dan menjadi seorang wirausaha.





















DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael. 2010. Kimia Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk SMK dan MAKKelas X. Jakarta: Erlangga.
Margono, Tri dkk. 1993. Buku Panduan Tekknologi Pangan. Jakarta: Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI.
Anonim. 2011. Modul Acuan Siswa Terampil IPA untuk SMK Kelas XI. Klaten: Aviva
http//www.wikipedia.com
http//www.khasiat belimbingwuluh.com
http// www.kandungan belimbingwuluh.com

























GB.1 Penyaringan air belimbing




GB.2 memasukkan air belimbing kedalam sprayer






GB.3 tembaga sebelum diolesi krim blimbing dan digosok


GB.4 penyemprotan air belimbing wuluh






GB.5  kuningan setelah diolesi krim blimbing dan digosok





GB.6 Perbedaan antara gasper yg digosok menggunakan krim belimbing wuluh dengan yang tidak di gosok

GB.1

GB.2